Senin, 21 Desember 2009

INDAH NYA BERJILBAB

INDAHNYA BERJILBAB (Menutup Aurat)
Di era tahun 80-an hingga awal 90-an jilbab merupakan "hantu" yang menakutkan bagi beberapa kalangan, hingga jarang terlihat wanita yang mengenakan jilbab. Namun, lain dulu, lain sekarang. Di era reformasi sekarang tak sulit menemukan wanita yang mengenakan jilbab; di sekolah, kampus, kantor, terminal, pasar, dan di manapun kita akan mudah menemukannya.
Fenomena ini membuat kita patut bersyukur, menandakan umat semakin sadar akan pentingnya mengamalkan syariat yang telah diajarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Namun, tak jarang pula mereka yang berjilbab hanya sekadar ikut-ikutan trend, mode atau gaya berpakaian masa kini, tanpa dilandasi niat yang lurus hanya mengharap ridha Allah SWT. Tak ayal, dalam mengenakan jilbab pun terkesan asal-asalan tanpa menghiraukan aturan-aturan syar'i dalam berjilbab.


Bersihkan Hati, Luruskan Niat

Setiap amal bergantung sepenuhnya terhadap niat seseorang. Jika wanita berjilbab karena melaksanakan perintah Allah SWT, pastilah pahala akan menanti. Sebaliknya, jika berjilbab hanya sekadar mengikuti trend dan mode berpakaian, maka hampalah amalan kita.
Rasulullah bersabda,
إِنَّماَ اْلأَعْمَالُ بِالنَّيَاتِ وَ إِنَّمَا لِكُلِّ امْرِءٍ مَا نَوَى
Setiap amal perbuatan bergantung pada niatnya. Dan masing-masing orang sesuai dengan apa diniatkannya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Bukti Kesempurnaan Islam
Sumpek, ribet, dan segunung alasan lain boleh orang kemukakan. Tapi, sebagai orang yang beriman kita tetap harus meyakini bahwa ini adalah mutlak perintah Allah SWT dan merupakan bukti dari kesempurnaan Islam untuk menjaga martabat dan kehormatan wanita.

Allah berfirman:

Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Ahzab [33]: 59)

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan bahwa ayat di atas merupakan perintah terhadap Nabi Muhammad SAW untuk mewajibkan pada seluruh wanita beriman terlebih istri dan anak-anak beliau untuk mengenakan jilbab sebagai pembeda antara wanita mukmin dengan wanita jahiliyah. Ibnu Katsir juga menjelaskan bahwa jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup seluruh tubuh mulai dari kepala, muka dan dada.
Ibnu Abbas mengatakan, "Allah memerintahkan kepada wanita beriman, apabila hendak keluar rumah untuk menunaikan kebutuhannya, untuk menutup wajah mereka dengan jilbab hingga hanya tampak satu mata saja."
Muhammad bin Sirrin menyatakan Ubaidah As-Salmani menjelaskan tentang firman Allah di atas bahwa wanita yang hendak keluar rumah hendaklah menutup wajah dan kepalanya hingga hanya menampakkan mata kirinya saja.
Ibnu Abi Hatim mengatakan dari Ummu Salamah bahwa ketika turun ayat di atas para wanita Anshar keluar rumah seolah-olah di atas kepala mereka bertengger burung gagak, dan mereka mengenakan pakaian yang berwarna hitam.
Demikian halnya dengan firman Allah SWT:

…dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya… (An-Nur [24]: 31)
Di dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa kain yang dijulurkan tersebut hendaknya mampu menutupi leher dan dada untuk membedakan kebiasaan para wanita jahiliyah yang memakai penutup kepala namun masih menampakkan ujung rambut, dada, dan leher mereka.
Pada ayat di atas menggunakan kata khumur yang merupakan bentuk jamak dari khimar yang berarti kain penutup kepala.
Al-Bukhari meriwayatkan dari Aisyah Radhiyallohu Anha, "Allah SWT merahmati wanita-wanita muhajirin yang ketika turun ayat di atas mereka menyobek kain-kain mereka untuk menutup kepala mereka."

Tak Sekadar Anjuran
Walyadhribanna yang dalam ilmu Sharaf disebut fi’il mudhari’ majzum. Fi’il mudhari’ pada dasarnya berfungsi untuk menunjukkan kerja yang sedang dilakukan sekarang atau masa yang akan datang. Akan tetapi, karena terjadi perubahan pada strukturnya yaitu ditambahkan huruf “lam” di awalnya maka fungsinya berubah menjadi perintah. Jadi lebih tepat jika diterjemahkan “Dan wajiblah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya,…”. Mungkin bagi orang Arab perintah dengan nada seperti ini lebih halus dan santun dibandingkan perintah yang menggunakan fi’il amr (kata perintah)
Jadi kesimpulannya bahwa Islam memang mewajibkan berjilbab (untuk perempuan). Walaupun diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan kata “hendaklah”. Karena, memang terkadang bahasa Indonesia tidak memiliki padanan kata yang tepat untuk bahasa Arab.

Berjilbab Menurut Syari’at
Telah disebutkan, bahwa tak sedikit wanita berjilbab yang hanya sekadar mengikuti trend, gaya dan mode berbusana masa kini. Sehingga muncullah istilah "Jilbab Gaul" yang justru menodai citra dari syariat jilbab itu sendiri. Maka, berikut ini beberapa ketentuan jilbab syar’i seorang muslimah yang harus dipenuhi ketika berada di luar rumah atau berhadapan dengan laki-laki yang bukan mahrom. Semoga Allah memudahkan kita untuk memahami kebenaran dan mengamalkannya serta memudahkan kita untuk meninggalkan busana yang melanggar ketentuan-Nya.
1. Pakaian muslimah itu harus menutup seluruh badannya kecuali wajah dan kedua telapak tangan. Selain keduanya seperti leher dan lain-lain, maka tidak boleh ditampakkan walaupun cuma sebesar uang logam, apalagi malah buka-bukaan. Bahkan, sebagian ulama mewajibkan untuk menutupi seluruh badan tanpa kecuali.
2. Bukan busana perhiasan yang justru menarik perhatian seperti yang banyak dihiasi dengan gambar bunga apalagi yang warna-warni, atau disertai gambar makhluk bernyawa.
3. Harus longgar, tidak ketat, tidak tipis dan tidak sempit yang mengakibatkan lekuk-lekuk tubuhnya tampak atau transparan. Dari sini kita bisa menilai apakah jilbab gaul yang tipis dan ketat itu sesuai syari’at ataukah tidak?
4. Tidak diberi wangi-wangian atau parfum karena dapat memancing syahwat lelaki yang mencium keharumannya. Nabi SAW bersabda, “Jika salah seorang wanita diantara kalian hendak ke masjid, maka janganlah sekali-kali dia memakai wewangian.” (HR. Muslim). Kalau pergi ke masjid saja dilarang memakai wewangian lalu bagaimana lagi para wanita yang pergi ke kampus, pasar bahkan berdesak-desakkan dalam bis kota dengan parfum yang menusuk hidung?!
5. Tidak menyerupai pakaian laki-laki seperti memakai celana panjang, kaos oblong dan semacamnya. Rasulullah melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki (HR. Al-Bukhari)
6. Tidak menyerupai pakaian orang-orang kafir. Nabi senantiasa memerintahkan kita untuk menyelisihi mereka diantaranya dalam masalah pakaian yang menjadi ciri mereka.
7. Bukan untuk mencari popularitas. Untuk apa mencari popularitas jika akhirnya terjerumus ke dalam neraka hanya demi popularitas semu? Lihatlah istri Nabi yang cantik Ibunda ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha yang dengan patuh menutup dirinya dengan jilbab syar’i, bukankah kecerdasannya amat masyhur di kalangan ummat ini?

1001 Keutamaan Berjilbab
Seorang muslimah yang takut kepada Allah, mencintai dan menyembah-Nya dengan sungguh-sungguh adalah sosok muslimah yang segera melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya. Berikut ini keutamaan dan kelebihan memakai jilbab di antaranya :
1. Jilbab adalah bukti ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya
2. Jilbab adalah sumber kesopanan (iffah)
Wanita yang sopan adalah wanita yang antusias untuk menutup aurat dan perhiasannya dari jelalat mata laki-laki. Dan kesopanan adalah barang mahal yang jarang dimiliki orang-orang. Artinya dengan berjilbab mereka akan dikenali sebagai wanita terhormat dan baik-baik, sehingga orang pun segan mengganggu mereka.
3. Jilbab adalah sumber kesucian
Jilbab adalah simbol kesucian batin dari godaan setan. Wanita atau gadis yang taat memakai jilbab syar’i yang benar memiliki kesucian lahiriah sekaligus batiniah. Hatinya terhindar dari segala godaan setan, sementara anggota badan dan fisik bersih dari kotoran dan najis. Dia pun tidak tampil telanjang mempertontonkan bagian tubuhnya, di hadapan orang-orang.
Karena itu, tidak melihat dan tidak memperlihatkan diri jauh lebih suci bagi hati dan menjauhkan fitnah, sebab jilbab efektif melenyapkan gejala-gejala penyakit hati.
4. Jilbab adalah sumber keselamatan
Bila menginginkan keselamatan dan kemuliaan di akhirat, maka seorang wanita muslimah harus menutupi seluruh bagian tubuhnya dari pandangan laki-laki. Sebab Allah pasti akan melindungi dan menutup cela-celanya selama di dunia maupun di akhirat..
5. Jilbab adalah simbol ketakwaan
Takwa adalah menaati Allah dan Rasul-Nya. Jadi wanita yang berjilbab adalah wanita yang bertakwa kepada Allah, suci dan patuh kepada Allah.

Hai Anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (Al-A’râf [7]: 29)

6. Jilbab adalah simbol keimanan
Allah tidak memerintahkan pemakaian jilbab yang benar kecuali kepada wanita-wanita beriman. Oleh karena itu, wanita muslimah dan mukminah adalah wanita yang segera menaati Rabbnya demi menunjukkan kesungguhan imannya terhadap Allah.
7. Jilbab adalah simbol malu
Wanita pemalu adalah wanita yang malu jika sampai auratnya terlihat oleh mata laki-laki hidung belang yang jelalatan, menelisik auratnya untuk kemudian langsung menutupi diri dengan jilbab syar’i.
8. Jilbab adalah simbol kecemburuan
Jilbab juga selaras dengan rasa cemburu yang sudah menjadi fitrah setiap laki-laki normal,yang tidak rela dan menolak tegas jika anak perempuan dan istrinya dipandangi oleh mata laki-laki hidung belang.
Jika dibandingkan dengan zaman sekarang, sedikit sekali laki-laki yang cemburu (dalam artian positif) terhadap kaum wanita mereka. Mereka justru bangga jika istri dan anak perempuan berada di sampingnya dengan memakai busana model terbaru dan menantang Allah dan Rasul-Nya.

Biarlah Anjing Menggonggong
“Jilbab kan hanya pakaian adat orang-orang Arab, jadi tidak wajib!”
“Era emansipasi wanita, jilbab tidak cocok, karena membatasi ruang gerak wanita!”
Mungkin, kita sering mendengar kata-kata seperti itu. Ya, itulah serangan yang dari dulu hingga saat ini selalu dilancarkan oleh orang-orang yang membenci syariat Islam. Merekalah, orang yang sesat dan menyesatkan. Mereka ingin menggugat syariat.
Namun, sebagai orang-orang beriman kita tetap akan meyakini bahwa jilbab adalah syariat yang wajib ditunaikan. Walau, banyak cibiran, cacian, makian. Sebagaimana pepatah mengatakan, “Biarlah anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu.”

Iringi Dengan Keluhuran Akhlak
Setelah, seorang wanita mantab untuk berjilbab, maka dia harus mengiringinya dengan akhlak yang terpuji. Jangan justru malah menjadi bahan omongan yang tidak baik di kalangan masyarakat. Seorang wanita berjilbab harus benar-benar menjadi cermin dari keindahan syariat Islam di tengah masyarakat. Senantiasa memohon pertolongan dari Allah SWT, maka semua hal itu akan dapat dilaksanakan. Sucikan diri dan hati dengan jilbab; sebagai bukti muslimah yang taat syarat! Wallahu A'lam

Atik
adm Abi Collection Moslem Cloth

0 komentar:

Posting Komentar

 

Mr.Jefri (Blogger Amatir) Copyright © 2009 Community is Designed by Bie Blogger Template